Mengacu ke pergerakan Dollar Rupiah kemarin, US Dollar terhadap Rupiah dibuka di 14,999, diperdagangkan dalam rentang 14,995 - 15,015 dan pada akhir hari ditutup di level 14,992.5 dengan kata lain melemah 5-point dari level penutupan hari kerja sebelumnya di 14,987.5.
Berita lain dari dalam negeri, Pelaku pasar sedang menantikan rilis data Trade Balance periode Juni 2022 yang akan dipublish pada hari ini 15 Juli, dengan konsensus surplus USD 3.39 Miliar (periode sebelumnya surplus USD 2.90 Miliar).
Sementara itu dari Amerika Serikat, pasar saham US ditutup mixed dengan Dow Jones melemah 142-point atau setara -0.46%, S&P500 melemah -0.30% dan Nasdaq menguat tipis +0.03%. Perlu diperhatikan bahwa Pergerakan Dow Jones ke zona merah ini sudah terjadi selama 5 hari perdagangan secara berturut-turut.
Pada proses perdagangan kemarin, Dow Jones sempat melemah lebih dari -2% sebelum berhasil ditutup melemah -0.67%. Pelemahan tersebut diakibatkan oleh kekhawatiran investor tentang hasil rilis earnings quarter 2 dari JPMorgan dan Morgan Stanley yang mengecewakan selain itu data inflasi AS yang naik diatas ekspektasi juga masih menjadi pemberat pergerakan saham US.
Pelemahan pada perdagangan kemarin sendiri berhasil mereda Ketika Fed Governor Christopher Waller mengatakan dukungannya untuk kenaikkan interest rate sebesar 75 basis points.
Indeks USD (DXY) pada perdagangan kemarin kembali naik di level 108.65. Dengan sempat menyentuh level tertingginya selama 20 tahun terakhir di level 109.29. Gerak rally DXY ini tetap terjaga ditengah kemungkinan besar keputusan kenaikkan interest rate oleh the fed yang akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis points bahkan hingga 100 basis points pada pertemuan Juli mendatang.
Sementara itu dari benua Biru, pada perdagangan kemarin EUR/USD Kembali sempat menembus parity dengan mencapai level 0.9952 sedangkan untuk saat ini sudah kembali diatas level 1 dan diperdagangkan di level 1.0019.
Pasangan mata uang EUR/USD sendiri diperkirakan dalam jangka beberapa waktu kedepan masih akan melemah pada perdagangan mendatang dengan approach the Fed dalam menaikkan suku bunga secara agresif masih menjadi pemberat bagi pergerakan Euro.
Selain itu, hari ini juga terdapat pengumuman GDP China yang diperkirakan oleh analis akan naik sebesar +1% YoY. Harga minyak pada perdagangan Kamis kemarin tidak jauh berbeda dari perdagangan sebelumnya dengan Brent Oil berada di level 99.74 USD per barrel meskipun sempat mencatat penurunan ke level 94.52 pada perdagangan intraday. Hal ini terjadi ditengah kekhawatiran pasar tentang tingkat kenaikan interest rate yang akan dilakukan oleh the fed.
Pagi ini, DXY berada pada level 108.65 sedangkan US Treasury 10YR yield berada pada level 2.958. Berdasarkan berita di atas, diprediksi hari ini sentiment risk off dengan indeks USD (DXY) semakin menguat, Wall Street melemah, US10Y yield menguat dikarenakan kekhawatiran akan resesi dan juga kenaikan suku bunga the Fed yg masih berjalan. Prediksi kurs USD/IDR diperkirakan bergerak dalam range 14.975 – 15.050.
Maka sebaiknya lebih baik ambil posisi long US Dollar atau short US Dollar.... tentunya posisi long US Dollar cukup menarik dengan berbagai benefitnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar