Pergerakan kurs US Dollar Rupiah masih dibayangi sikap The Fed terhadap perkembangan inflasi di AS yang tentunya akan menjadi penentu dalam penetapan suku bunga acuan USD, jika dicermati hari kemarin kurs Dollar Rupiah dibuka di 14.999 dan diperdagangkan dalam rentang 14.999 sampai dengan 15.025 kemudian ditutup di 15.012, Prediksi kurs Dollar Rupiah masih dibayangi respon pelaku pasar terkait hasil FOMC Meeting bank sentral AS, mari kita tengok kondisi pasar global terbaru
Dari US, bursa saham Wall Street ditutup menguat dimana Dow Jones naik 1,37%, Nasdaq naik 4,06%, dan S&P500 naik 2,62%. Penguatan tersebut terjadi pasca hasil FOMC meeting yang memutuskan untuk menaikan suku bunga The Fed dan adanya hasil positif laporan pendapatan beberapa perusahaan.
Sorotan utama pelaku pasar minggu ini memang menunggu momen FOMC meeting, Pada malam tadi The Fed telah mengumumkan akan kembali menaikan suku bunga sebesar 75 bps atau sama dengan besaran kenaikan pada bulan sebelumnya, sehingga saat ini suku bunga terbaru menjadi 2,5%.
Kenaikan tersebut didasari oleh kondisi inflasi saat ini yang berada di angka lebih dari 9%, jauh dari target The Fed yaitu sebesar 2%. Kenaikan suku bunga sebesar 75 bps yang terjadi telah diprediksi sebelumnya oleh para pelaku pasar. Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan akan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga yang besar lagi pada bulan september mendatang apabila tekanan inflasi belum juga mereda.
Ada sikap optimistis dari Chairman The Fed, Jerome Powell, saat ini US tidak sedang berada dalam kondisi resesi ekonomi seperti yang telah dikhawatirkan oleh banyak pihak. Hal tersebut dikarenakan masih adanya trend positif dari data-data statistik yang memperlihatkan angka pengangguran masih rendah sementara pertumbuhan pendapatan dan lapangan pekerjaan yang masih cukup solid. Untuk selanjutnya The Fed masih akan memantau perkembangan inflasi kedepannya melalui penilaian terhadap informasi dari data-data terkait dengan kesehatan publik, kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan harapan inflasi, serta perkembangan kondisi ekonomi internasional.
Mencermati pergerakan US Dollar terhadap major currency, indeks USD (DXY) pada perdagangan hari kemarin ditutup melemah turun 0,64% ke level 106,46 dari level 107,14 pada penutupan hari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin pergerakan mata uang terjadi secara terbatas yang disebabkan karena pelaku pasar masih melakukan upaya wait and see hingga rilisnya hasil dari FOMC meeting.
Sesaat sebelum pengumuman hasil FOMC meeting tadi malam, pergerakan DXY sempat menguat dengan posisi berada di level 107,43. Namun, beberapa saat kemudian tepatnya bertepatan dengan pengumuman hasil FOMC meeting, DXY melemah hingga berada di level 106,26 lalu berangsur naik kembali hingga mencapai level 106,46 pada saat penutupan. Pelemahan tersebut dapat terjadi karena kenaikan suku bunga sebesar 75 bps telah sesuai dengan prediksi sehingga telah diantisipasi sebelumnya oleh para pelaku pasar. Pasar merespon positif kenaikan suku bunga acuan tersebut
Sementara itu dari pasar komoditas, Harga minyak pada perdagangan hari kemarin mencatatkan penguatan dimana Brent Oil naik ke level 101,67 USD/barel dan WTI Oil naik ke level 97,26 USD/barel. Penguatan tersebut terjadi setelah adanya rilis data yang memperlihatkan penurunan stok minyak mentah US pada minggu kemarin yang sejalan dengan permintaan atas bahan bakar yang juga mengalami kenaikan sebesar 8,5%. Selain itu harga minyak juga menguat pasca The Fed memutuskan menaikan suku bunganya tadi malam.
Patut dicermati hari ini akan ada rilis data-data yang dapat berpotensi untuk memicu sentimen global, antara lain: data retail sales Australia; CPI Jerman; GDP US serta initial jobless claims US.
Prediksi kurs Dollar Rupiah kemungkinan akan bergerak dalam range 14.925 sampai dengan 15.000. hal ini terkait respon pelaku pasar yang terlihat cukup positif menyambut kenaikan suku bunga acuan The Fed untuk meredam inflasi di AS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar