Pergerakan kurs Dollar Rupiah pada awal tahun 2022 ini nampaknya masih dibayangi tekanan semakin dekatnya kenaikan suku bunga valas USD, pasar forex IDR penutupan pekan kemarin Rupiah dibuka di 14,275, dengan rentang 14,255 - 14,290 dan ditutup di 14,252 atau menguat 10 point dari level penutupan hari sebelumnya. Kurs Rupiah pada perdagangan terakhir di tahun 2021 diperdagangkan sideways. Pemenuhan kebutuhan mata uang USD nasabah korporasi pada siklus akhir tahun masih memberikan tekanan terhadap Rupiah.
Sementara itu disisi lain kemarin, pasar saham US ditutup melemah tipis dengan Dow Jones melemah -0.16% S&P500 melemah -0.26% dan Nasdaq melemah -0.61%. Walau ditutup melemah pada akhir tahun kemarin, hal ini disebabkan karena aksi taking profit para investor. Sebagai rekap, sepanjang 2021, S&P 500 menguat 27%, Dow Jones 18.73%, Nasdaq 21.4%, menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin baik secara signifikan di US.
Indeks USD (DXY) pada perdagangan kemarin ditutup melemah hingga ke level 95.67 dan diperdagangkan cukup sideways selama bulan Desember 2021. Meski begitu, sepanjang tahun 2021 DXY menguat sebesar 6.7%. Selain DXY, minyak dunia mengalami pelemahan di akhir tahun sebesar 1.78 usd menjadi 75.21 usd per barrel untuk WTI, walau mengalami penurunan, harga Brent dan WTI mengalami kenaikan lebih dari 50% di 2021.
Penguatan harga minyak dan harga saham mengindikasikan penguatan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2021 walau terdapat kendala dalam supply chain global, dan munculnya variant COVID-19 baru seperti variant delta dan omicron. Untuk 2022, diperkirakan penguatan ekonomi global akan terus berlanjut, ditambah ekspektasi omicron yang semakin mereda dan ekspektasi the Fed menaikkan suku bunga pada bulan Maret 2022 akan semakin dekat.
Update dari Ekonomi Asia, Secara resmi telah rilis data penting yaitu China manufacturing PMI December di angka 50.3 dibanding forecast 50.0, yang mengindikasikan ekpansi. Data ini cukup baik untuk perekonomian global dikarenakan tingkat produksi Tiongkok yang terus berkembang di tengah – tengah sentiment Omicron, hal ini juga berita baik untuk Indonesia di mana Tiongkok merupakan partner utama ekspor impor bagi Indonesia.
Jika dicermati kembali pada pagi ini, Indeks USD (DXY) berada pada level 95.67 sedangkan US Treasury 10YR yield berada pada level 1.512. Berdasarkan berita di atas, diprediksi hari ini sentiment mixed dengan pasar saham melemah, DXY menurun, ekonomi keseluruhan yang mencatatkan penguatan dan masih terdapat anggapan bahwa omicron tidak se parah yang diperkirakan.
Secara sederhana, prediksi kurs Dollar Rupiah akan diperdagangkan di level 14200-14275
Tidak ada komentar:
Posting Komentar