Pasca libur lebaran nampaknya penguatan Rupiah akan berlanjut, sebelumnya mari kita tengok pergerakan pasar keuangan global dimulai dari Amerika Serikat, Pada perjalanan sepanjang pekan kemarin, terjadi volatilitas pasar di Wall Street imbas data inflasi AS pada April 2021 meroket 4,2% year on year dibandingkan tahun lalu. Bergerak fluktuasi
Data inflasi AS terbaru itu memicu kekhawatiran Bank Sentral AS akan menarik kembali kebijakan moneter akomodatif dan menyebabkan aksi sell-off di equity market setelah kekhawatiran terhadap inflasi kembali muncul pasca adanya kenaikan pada harga komoditas. Kenaikan harga komoditas dapat diartikan bahwa aktivitas ekonomi sedang beranjak naik
|
Sementara itu disisi lain pada Sabtu dini hari, pasar saham US ditutup menguat dengan Dow Jones menguat 1.06%, S&P500 menguat 1.49%, dan Nasdaq menguat 2.32%. Hal ini disebabkan pernyataan Centers for Disease Control (CDC) AS kemarin yang melonggarkan pedoman protokol kesehatan dan menyatakan orang yang telah menerima vaksinasi secara penuh tidak perlu menggunakan masker di dalam maupun di luar ruangan yang memberikan sentimen positif akan semakin membaiknya perekonomian US. Tentunya Centers for Disease Control (CDC) AS tidak sembarangan mengeluarkan rekomendasi tersebut, dan tentu sudah diukur risiko nya
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control/CDC) menghapus persyaratan masker untuk orang-orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 di AS secara penuh atau berada pada jarak 1,8 meter atau 6 kaki. Ketentuan ini berlaku baik di dalam maupun luar ruangan dan Kebijakan terbaru dari pemerintah AS tersebut memicu optimisme pelaku pasar akan semakin membaiknya perekonomian US.
|
Masih Dari US, data mengenai US Retail Sales MoM dirilis pada Sabtu malam di bawah ekspektasi pada level 0.0%. Nilai ini berada di bawah ekspektasi pada level 1%. Penjualan ritel AS yang secara tak terduga terhenti pada April karena dorongan dari stimulus bantuan tunai langsung mereda, semakin memperkuat argumen bahwa pemulihan ekonomi masih berjalan, dan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini dapat meredakan kekhawatiran pasar keuangan tentang inflasi yang dipicu oleh laporan minggu ini yang menunjukkan kenaikan yang kuat pada harga konsumen dan produsen pada bulan April.
Berita menggembirakan datang dari domestik, Indonesia, Fitch Solutions memberi 'ramalan' yang cukup positif bagi Indonesia. Ekonomi Tanah Air diperkirakan tumbuh 5,5% pada 2021 setelah tahun sebelumnya terkontraksi (tumbuh negatif) 2,07%.
Pada Maret 2021, ekspor tumbuh 30,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini menjadi catatan terbaik sejak Juli 2017. Ekspor yang mumpuni menandakan pasokan valas di perekonomian domestik akan melimpah. Ini akan menjadi modal besar buat rupiah untuk terus menguat.
Data Forex Pagi ini, indeks USD (DXY) berada pada level 90.30 atau turun (0.49%) dari hari sebelumnya di level 90.75. Selain itu, US Treasury 10YR yield berada pada level 1.636 atau turun dari hari sebelumnya di 1.644. Berdasarkan berita-berita di atas, diprediksi bahwa akan terdapat sentimen risk on dengan berita penghapusan persyaratan masker di US dan juga penutupan pasar saham US yang kuat. Prediksi kurs USD/IDR akan bergerak dalam kisaran 14,200 – 14,350
Tidak ada komentar:
Posting Komentar