Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah hari ini, mata uang Rupiah akan menguat atau melemah ? Mari sejenak melihat resume kondisi market terkini dari pasar global dan domestik
Mengawali minggu di pekan ini, mari flashback sebentar dari pasar Global, USD menguat pada perdagangan Jumat minggu lalu setelah 2 kebijakan bertentangan dari pejabat AS memicu sikap hati-hati pasar hari ini. Pertama dari pihak pemerintah AS melalui Menteri keuangan AS menyatakan akan memangkas dana stimulus The Fed pada 31 Desember mendatang. Sedangkan ketua DPR AS menyatakan akan melanjutkan pembahasan stimulus bantuan ekonomi Covid-19 AS, indeks USD (DXY) menguat 0.11% ke level 92.40.
Investor global memantau perkembangan hubungan antara pemerintah AS melalui Menteri keuangannya, Steven Mnuchin, dan Chairman The Fed, Jerome Powell, terkait kelanjutan stimulus ekonomi pada pasar keuangan AS. Mnuchin berpendapat bahwa saat ini pasar keuangan AS sudah tidak lagi berisiko tinggi dan tidak membutuhkan stimulus tambahan bulan depan, serta melihat perusahaan di AS tidak lagi membutuhkan kredit murah dan lebih membutuhkan aksi nyata legislasi dari Kongres.
Namun hal tersebut mendapat tentangan dari para pelaku pasar karena seharusnya dalam kondisi saat ini kedua regulator fiskal dan ekonomi dapat saling bekerja sama untuk kembali mendorong perekonomian negara. Dua pejabat The Fed, Robert Kaplan dari The Fed Bank of Dallas, dan Raphael Bostic dari The Fed Bank of Atlanta sepakat bahwa dalam keadaan ekonomi saat ini dimana masih adanya kemungkinan pertumbuhan GDP yang negatif, stimulus harus tetap diberikan agar pelaku uasah memiliki pilihan untuk menyelematkan bisnisnya dan dapat mendorong ekonomi secara keseluruhan. Beberapa hari yang lalu, Powell juga menyatakan bahwa rencana The Fed untuk menghentikan fasilitas pinjaman tidak akan dilakukan dalam waktu dekat dan bank sentral AS akan tetap memantau serta berada di pasar untuk sementara waktu.
|
Sementara itu update dari Pergerakan di pasar Eropa, kurs Euro tercatat level terendah 1.1851 karena meningkatnya jumlah penderita Korona di Zona Eropa memicu ekspektasi penambahan stimulus, sementara Poundsterling atas laporan Retail Sales Inggris yang lebih baik dari ekspektasi membantu menguat ke level tertinggi 1.3292.
Update dari pasar obligasi dalam negeri, harga beberapa SUN seri benchmark mengalami penurunan pada rentang 10 - 50 bps, dimana yield SUN bertenor 10 tahun (FR0082) naik 5 bps ke level 6.22%. Pelemahan harga SBN juga diikuti oleh penurunan aktifitas investor, dimana volume transaksi SBN secara outright Jumat lalu tercatat sebesar IDR18.4 Triliun. Angka ini menurun dari volume transaksi hari sebelumnya yaitu sebesar IDR22.4 Triliun, serta lebih rendah dari rata-rata transaksi harian secara month-to-date yang sebesar IDR23.1 Triliun. Meskipun demikian, dalam pekan lalu yield SUN tenor 10 tahun sempat mencapai level terendahnya sejak Maret 2018 di level 6.12%. Adanya aksi profit taking yang dilakukan oleh para pelaku pasar pada dua hari terakhir dan kembali tingginya kasus Covid 19 secara global kembali menahan laju penurunan yield SBN.
baca juga : Sinyal Penguatan kurs Rupiah kembali muncul
Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah dengan mencermati kondisi-kondisi tersebut diatas, pergerakan kurs valas US Dollar terhadap Rupiah kemungkinan akan diperdagangkan di level 14125/14325
Tidak ada komentar:
Posting Komentar