Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah hari ini... mari mencermati kondisi pasar global terbaru, Dari pasar Global, kurs valas USD kembali turun terhadap mata uang global lainnya setelah euforia dan antusiasme investor terhadap perkembangan vaksin COVID-19 diredam oleh gelombang kedua penyebaran virus corona di Amerika Serikat dan Eropa, Dolar indeks turun 0.26% ke level 92.72.
|
Hal tersebut tentunya berdampak pada pasar keuangan benua biru Eropa, Positifnya mayoritas data ekonomi zona Eropa dan melemahnya dolar AS telah memicu kenaikan EURUSD ke level 1.1833. Pun juga komentar kementerian keuangan Inggris yang dapat memperpanjang keringanan pajak untuk produsen dan dolar AS yang melemah telah menopang kenaikan GBPUSD ke level 1.3185, namun tetap perlu dicermati bahwa keberlangsungan proses Brexit masih dalam ketidakpastian.
Dilaporkan juga dari pasar domestik Indonesia, pasar spot USD/IDR dibuka pada level 14,140/14,160 lalu diperdagangkan di rentang 14,160 -14,238 dan ditutup pada level 14,150/14,190. Kurs JISDOR berada pada level 14,222. terlihat stagnan meski masih ada pelemahan Rupiah
|
Sementara itu dari pasar obligasi Harga SUN Benchmark diperdagangkan menguat 20 - 55 bps dan yield FR0082 ditutup pada level 6.27%. Pergerakan di pasar SBN Indonesia sepanjang pekan lalu diwarnai aksi profit taking dimana level yield SUN benchmark 10yrs pada awal pekan berada pada level 6.18% dan sempat terkoreksi hingga ke level 6.34%. Meski demikian, kepemilikan asing terhadap SBN sepanjang pekan ini hingga Kamis lalu (12/11) justru mengalami peningkatan sebesar IDR 7.61 Triliun ke level IDR 964.93 Triliun. Hal ini mengindikasikan masih tingginya minat investor terhadap SBN Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya aliran dana masuk dari investor asing.
Sementara itu Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa realisasi anggaran PEN terakselerasi pada kuartal III dari sisi penyerapan dimana sudah mencapai 55.1% atau senilai IDR 383.01 T dari total anggaran IDR 695.2T. Sementara itu, pembelian surat berharga negara (SBN) berdasarkan skema berbagi beban atau burden sharing dengan pemerintah telah mencapai IDR 339.83 triliun dengan rincian pembelian SBN di pasar perdana melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) I tercatat sebesar IDR 69.8 Triliun dalam 29 kali lelang yang dilakukan pemerintah sepanjang 2020 serta pembelian SBN dengan mekanisme private placement melalui SKB II sebesar IDR 270.03 Triliun.
|
Update kembali terkait perkembangan pilpres di AS, Presiden AS terpilih, Joe Biden menampik sikap pemerintahan Trump yang menolak memulai proses transisi resmi, meskipun ada sejumlah pemimpin Partai Republik yang berpihak pada Trump untuk melanjutkan gugatan hukum guna membatalkan hasil pemilu yang memproyeksikan kemenangan Joe Biden. Pemerintahan Trump juga dilaporkan mundur dari pembicaraan paket stimulus dan menyerahkannya kepada kongres untuk melanjutkan kembali negosiasi dengan Ketua DPR Nancy Pelosi. Sementara itu, peningkatan kasus covid-19 menambah kekhawatiran akan diterapkannya pengetatan pembatasan di berbagai wilayah yang dapat mengancam perlambatan pemulihan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar