Update terbaru mengenai posisi neraca dagang Indonesia, disampaikan oleh Bank Indonesia, Defisit transaksi berjalan atau lumrah disebut current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal II-2020 menurun. Bank Indonesia (BI) mencatat, CAD pada periode April-Juni 2020 capai US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Disinyalir karena memang besaran volume impor tidak terlalu besar, maka semakin mengecil lah defisit neraca jika dibandingkan besaran ekspor, penyebab lain prosentase CAD mengecil karena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing, sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal II-2020 yang tercermin pada penurunan kinerja perusahaan dan investasi.
Sektor jasa juga menjadi penyempit defisit, jika dilihat neraca jasa sedikit meningkat didorong oleh defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang turun signifikan selama pandemi Covid-19.
Namun yang menarik adalah nilai transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2020 mencatat surplus cukup signifikan bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, hal ini tentu sejalan dengan semakin mereda nya gejolak ketidakpastian pasar keuangan global. beberapa investor sudah beranjak mulai optimis mengenai prospek ekonomi akan semakin baik kedepannya
Perlu di cermati juga bahwa ada besaran surplus neraca transaksi modal dan finansial tercatat sebesar US$ 10,5 miliar yang bersumber dari aliran masuk netto investasi portofolio saham dan investasi langsung atau direct investment, meningkat cukup signifikan jika dibandingkan pada kuartal sebelumnya mencatat defisit US$ 3,0 miliar. Tumbuh signifikan
Indonesia menjadi salah satu sasaran investor asing untuk kembali masuk berinvestasi ke pasar negara berkembang, besaran modal asing yang masuk juga dipengaruhi oleh likuiditas global yang meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta terjaganya keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar