Seperti yang sudah diprediksi banyak pelaku pasar mengenai kemungkinan resesi akan mampir ke Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia secara resmi mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal II-2020 sebesar -5.32% secara YoY dan kontraksi sebesar -4.19% secara kuartal per kuartal. Hal ini bisa dikatakan Indonesia mengalami resesi, meski bisa dikatakan resesi secara teknikal
Apa saja penggerak utama PDB Indonesia semakin turun, perlu diketahui bahwa tiga faktor utama penggerak PDB Indonesia adalah konsumsi rumah tangga, investasi atau penanaman modal, dan net ekspor dengan komposisi terhadap keseluruhan PDB Indonesia sebesar 57.85%, 30.61%, dan 15.69%. Ketiga faktor utama tersebut alami penurunan pada kuartal II-2020 dengan konsumsi rumah tangga terkontraksi -5.51% (YoY) yang merupakan terendah semenjak tahun 1998, Investasi terkontraksi -8.61% (YoY), Ekspor -11.66% (YoY), dan Impor sebesar -16.96% (YoY).
Selain data PDB secara tahunan dan kuartalan nasional, BPS juga menyampaikan data bahwa hampir semua provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan negatif di kuartal ke 2 ini, hanya Maluku dan Papua yang masih alami pertumbuhan positif hingga 2.36%. Pemerintah berharap dengan sudah dijalankan stimulus fiskal maupun moneter di Indonesia sejak akhir kuartal ke dua tersebut, dapat mendorong konsumsi masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 bisa berada pada level yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar