Beragam suplemen penguatan ekonomi terus diluncurkan oleh pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 khusus untuk penanganan Covid-19 sebesar IDR 405.10 Triliun.
Bagaimana komposisi pembagian dana anggaran tersebut, Angka tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu IDR 75 triliun untuk dana kesehatan, IDR 110 Triliun untuk jaring pengaman sosial, IDR 70.10 triliun untuk insentif perpajakan dan insentif Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sisa IDR 150 triliun digunakan untuk beberapa program terkait pemulihan ekonomi nasional.
Presiden menyatakan bahwa stimulus tersebut menyebabkan adanya kenaikan defisit APBN sebesar 5.07% pada tahun 2020. Dalam Perppu yang dibuat oleh pemerintah, pelebaran defisit tersebut dilakukan selama 2 tahun ke depan hingga 2022. Nantinya defisit fiskal maksiimal akan kembali ke level 3% pada tahun 2023.
Update dari pasar obligasi Rupiah, Harga SUN Benchmark masih melemah sebesar 25 – 100 bps dengan yield FR0082 ditutup pada level 7.93% karena pelaku pasar masih khawatir dengan risiko yang dihadapi di Indonesia yang saat ini kenaikan jumlah kasus Covid-19 terjadi cukup cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar