Info kurs valas hari ini US Dollar Rupiah diperdagangkan dikisaran 13730 / 13830, dengan kecenderungan masih menguat nya US Dollar terhadap Rupiah, Dari pasar FX Global, Safe Haven Yen diperdagangkan melemah tajam terhadap USD, terkait berita buruk mengenai perekonomian Jepang. Yen, sebagai mata uang paling dicari saat krisis geopolitik atau keuangan, telah melemah 2% dalam dua hari terakhir terhadap USD. GDP Jepang pada kuartal keempat 2019 dilaporkan mengalami perlambatan paling buruk dalam enam tahun terakhir, dimana hal ini meningkatkan risiko resesi di negara tersebut.
Jika di lihat dari data ekonomi Japan GDP Annualized SA QoQ dirilis turun -6.3% vs sebelumnya 1.8%. Memang cukup buruk, sementara itu US Dolar indeks, DXY, menguat 0.3% ke level 99.86. Dari benua Australia, Australia Dolar diperdagangkan melemah mendekati level terendah 11 tahun terhadap USD, pasca rilis data pengangguran yang menunjukkan kenaikan tajam 5.3%, menambah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia.
Ringkasan untuk rilis data ekonomi hari ini :
(Survey/Prior):
- JN All Industry Activity Index MoM (0.3%/0.9%)
- GE Markit/BME Manufacturing PMI (44.8/45.3)
- EZ Markit Eurozone Manufacturing PMI (47.4/47.9)
- UK Markit PMI Manufacturing SA (49.7/50.0)
- EZ CPI YoY (1.4%/1.4%)
- EZ CPI MoM (-1.0%/-1.0%)
- US Markit Manufacturing PMI (51.5/51.9)
- US Existing Home Sales (5.44m/5.54m)
Sementara itu, Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 13690/13700, diperdagangkan pada rentang 13690/13785 dan di tutup pada level 13700/13715. JISDOR berada pada level 13735.
Dari Pasar Obligasi, Pada perdagangan pasar SBN kemarin, harga SUN Benchmark diperdagangkan menguat 5 – 15 bps menyambut sentimen domestik yaitu penurunan suku bunga acuan oleh BI. Penguatan SBN terbatas karena dibarengi oleh aksi taking profit oleh dari beberapa pelaku pasar pasca lelang konvesional hari selasa kemarin. Penguatan ini terjadi ditengah – tengah sentimen risk-off global setelah mayoritas bursa saham Eropa dan US Equity futures di perdagangkan melemah pada sesi Eropa karena kekhawatiran yang masih meningkat akibat virus Corona yang terjadi di luar Tiongkok dan beberapa pendapatan perusahaan besar di AS dan Eropa yang meleset dari ekspektasi.
Pada Rapat Dewan Gubernur BI kemarin memutuskan untuk menurunkan suku bunga 7DRRR sebesar 25bps atau menjadi 4.75% yang diikuti dengan penurunan pada deposit dan lending facility dengan bps yang sama. Beberapa poin penting yang disampaikan langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, antara lain adalah BI menyatakan bahwa penyebaran virus corona saat ini dapat berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia yang dikhususkan pada sektor pariwisata.
BI memproyeksi bahwa hingga enam bulan ke depan akan berdampak pada jumlah turis yang menurun ke Indonesia dan nantinya akan berdampak pada penurunan penerimaan devisa hingga USD 1.30 miliar.
Selain itu BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 Indonesia akan dibawah 5% atau lebih tepatnya hanya akan tumbuh di level 4.90%. BI juga akan menjaga stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan dengan intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN pada pasar sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar