Bank Sentral India atau yang umum disebut Reserve Bank of India merilis kebijakan moneter terbaru terkait suku bunga acuan, Bank Sentral India kembali menurunkan suku bunga repo benchmark sebesar 35 bps menjadi 5,40 persen pada meeting diawal Agustus ini, Cukup mengagetkan karena diluar ekspektasi pasar yang memperkirakan pemotongan hanya sebesar 25bps, lebih kecil. Ini adalah penurunan suku bunga keempat berturut-turut sepanjang tahun ini di tengah kondisi perlambatan ekonomi dan inflasi yang rendah.
Pun Juga, Bank Sentral India menurunkan perkiraan atau proyeksi pertumbuhan ekonomi India menjadi 6,9 persen untuk periode 2019-2020 dari 7,0 persen yang diperkirakan sebelumnya; dan juga merevisi perkiraan inflasi diproyeksikan 3,4 persen - 3,7 persen untuk paruh kedua tahun fiskal 2019-2020.
Jika dilihat dari history sebelumnya, Suku bunga acuan di India rata-rata sebesar 6,64 persen dari periode tahun 2000 hingga 2019, mencapai level tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar 14,50 persen pada Agustus tahun 2000 dan rekor terendah sebesar 4,25 persen pada April 2009.
Inflasi saat ini diproyeksikan tetap sesuai target selama 12 bulan ke depan. Terhitung sejak kebijakan moneter terakhir dirilis, kegiatan ekonomi domestik India terus melemah, dengan perlambatan kegiatan ekonomi global dan meningkatnya ketegangan perdagangan antar negara adidaya Amerika Serikat dan China, yang juga menimbulkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi global. Konsumsi retail, permintaan domestik, dan aktivitas investasi sedikit lamban. Berita baiknya ketika penurunan suku bunga di masa sebelumnya secara bertahap ditransmisikan ke ekonomi sektor riil dengan baik, prospek pergerakan inflasi sedikit melunak, hal ini memberikan ruang bagi Bank Sentral India untuk merumuskan kebijakan dengan harapan bisa menutup kesenjangan output negatif.
Sedangkan pertumbuhan PDB riil India untuk periode 2019-2020 diproyeksikan sebesar 7,0 persen - dalam kisaran 6,4 persen - 6,7 persen untuk semester 1 periode 2019-2020 dan 7,2-7,5 persen untuk semester 2, dengan risiko dibobot seimbang secara merata. Berbagai indikator menunjukkan melemahnya kondisi permintaan domestik dan eksternal.
Indeks Ekspektasi Bisnis dari survei prospek industri sesuai data Bank Sentral India menunjukkan ekspansi dalam kondisi permintaan yang sedikit turun di kuartal dua. Dampak pelonggaran kebijakan moneter sejak Februari 2019 juga diperkirakan akan mendukung kegiatan ekonomi ke depan. Selain itu pertumbuhan PDB riil untuk 2019-2020 direvisi turun dari 7,0 persen dalam kebijakan Juni menjadi 6,9 persen - dalam kisaran 5,8 persen - 6,6 persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar