Angka pertumbuhan ekonomi dari sisi produk domestik bruto Indonesia cukup menarik dicermati, Ekonomi Indonesia berpeluang mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama, dibantu oleh pengeluaran konsumsi yang kuat semakin meningkat, puncaknya saat pemilihan umum diadakan serentak
Produk domestik bruto tumbuh 5,18 persen dalam tiga bulan, awal bulan hingga Maret dibandingkan tahun sebelumnya, menurut estimasi median dari 18 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Pencapaian itu sama dengan pertumbuhan pada kuartal keempat tahun lalu.
Faktor penentu:
Negara Dengan Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini diperkirakan tumbuh 5,3 persen tahun 2019 ini, laju tercepat sejak 2013. Meskipun angka Itu masih jauh di bawah target 7 persen yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo ketika ia menjabat pertama kali pada tahun 2014
Sementara pertumbuhan hanya berputar di sekitar angka 5 persen sejak 2016, ada pertanyaan kunci mengenai apakah pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target sesuai proyeksi pemerintah untuk 2019, karena Indonesia saat ini tengah bergulat dengan penurunan sektor manufaktur
Ada beberapa "pekerjaan rumah yang besar ke depan bagi para perumus pajak" di tengah tanda-tanda potensi pelambatan, kata Satria Sambijantoro, seorang ekonom dari PT Bahana Sekuritas di Jakarta. Pendapatan pajak dari sektor manufaktur Indonesia merupakan kontributor terbesar terhadap PDB dan yang biasanya menyumbang sekitar sepertiga dari total pendapatan pajak, saat ini turun hampir 9 persen pada kuartal pertama
Sementara itu, frekuensi enam kali kenaikan suku bunga sejak Mei tahun lalu juga cukup membatasi pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia mengatakan suku bunga acuan sekarang mungkin mendekati puncaknya.
Prospek bahwa pelonggaran kebijakan bisa digulirkan segera adalah upaya dorongan untuk Presiden Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, karena nampaknya saat ini tengah terlihat untuk me-reboot rencana ekonominya menjelang masa lima tahun periode kedua pemerintahannya
Dengan selesai nya masa pemilihan umum legislative dan Presiden, investor yang wait and see dan duduk manis di sela-sela selama kampanye yang dimulai pada bulan September tahun lalu sekarang bisa mulai memompa uang untuk ekspansi bisnis nya, Penjualan ritel telah menguat selama tiga bulan pertama tahun ini, tumbuh sebesar 9 persen di bulan Februari dan 8 persen di bulan Maret. Pertumbuhan Februari adalah yang tercepat sejak Desember 2016
Apa pendapat para Ekonom:
Seperti dilansir dari Bloomberg, Enrico Tanuwidjaja, kepala ekonomi dan riset dari PT UOB Indonesia di Jakarta, mengatakan beberapa peningkatan inventaris dan konsumsi rumah tangga yang stabil, serta beberapa pengeluaran kampanye pemilu, kemungkinan menambah pertumbuhan keseluruhan pada kuartal pertama
UOB melihat pertumbuhan secara tahunan akan tetap "lambat" untuk setahun penuh, sekitar 5,2 persen. "Tantangan jangka menengah adalah dalam menarik FDI atau foreign direct investment ke sektor-sektor yang lebih berorientasi ekspor, semoga di daerah-daerah di mana semakin banyak konten lokal digunakan," katanya.
Secara berurutan, PDB turun 0,42 persen dalam tiga bulan hingga Maret, menurut estimasi median dari 14 ekonom yang disurvei Bloomberg. Itu lebih baik daripada kontraksi 1,69 persen dalam tiga bulan yang berakhir Desember
Sumber : Bloomberg, Bank Indonesia, Finance news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar