Bursa saham di Pasar Asia diperdagangkan hati-hati dan cenderung stagnan, hal ini disinyalir merespon rilisan risalah pertemuan Federal Reserve AS tentang arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika di bulan Maret, risalah tersebut mengungkapkan bahwa para perumus kebijakan The Fed akan meninggalkan peluang kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini, sampai saat ini tidak berharap untuk melakukan perubahan.
Update terbaru dari perkembangan perang tarif dagang AS dengan China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada CNBC pada hari Rabu bahwa Washington dan Beijing telah "cukup banyak hal yang telah disepakati tentang mekanisme penegakan hukum perdagangan internasional antar kedua negara" ketika kesepakatan tercapai.
Kurs valas USD diperdagangkan melemah terhadap major currencies lainnya setelah dirilisnya risalah rapat FOMC bulan Maret kemarin yang menunjukkan mayoritas pembuat kebijakan mengharapkan bank sentral untuk tetap menunda kenaikan suku bunganya sampai dengan akhir tahun ini.
Dari sisi data ekonomi, para pejabat The Fed memproyeksikan bahwa pertumbuhan GDP US akan cukup lambat di kuartal pertama, mencerminkan melambatnya pertumbuhan belanja konsumen dan investasi bisnis. Meskipun aktivitas ekonomi di kuartal kedua diperkirakan akan menguat kembali, namun pertumbuhannya tidak akan secepat di tahun 2018 lalu. indeks DXY turun 0.08% ke level 96.54