Perkembangan Brexit sampai saat ini masih runyam, kurs Poundsterling sudah mengalami depresiasi yang cukup dalam dalam periode 1 tahun terakhir, lalu Bagaimana dengan prospek perdagangan luar negeri Inggris jika Brexit ternyata deadlock, ini sedikit penjelasannya
Negara-negara Uni Eropa adalah mitra dagang nomor satu di Inggris. UE menyumbang sekitar 46% dari ekspor Inggris dan 53% dari impor mereka. Jumlah yang cukup fantastis
Saat ini, Inggris adalah bagian dari UE. Karena itu, tidak ada tarif khusus yang diterapkan untuk produk impor. Namun, jika Inggris meninggalkan Uni Eropa, Inggris besar kemungkinan tidak lagi dapat dibebaskan dari tarif.
Menurut data WTO, pada 2018, tarif produk UE setinggi-tingginya sebesar 35,9% untuk produk seperti susu. Inggris dapat dikenakan aturan tarif yang sama dengan negara lain diluar Uni Eropa, dan jika ini masalahnya, ini berarti bahwa sebagian besar dari apa yang mereka impor saat ini akan lebih mahal. Ini dapat menyebabkan Inggris mencari alternatif ke pasar lain atau impor dari negara lain diluar Uni Eropa
Peningkatan harga sebagai hasil dari Brexit yang berpotensi tanpa kesepakatan dapat membuat panik sektor retail dan konsumsi rumah tangga orang-orang Inggris, yang dapat mengakibatkan volatilitas kurs Poundsterling terhadap USD yang lebih tinggi dan kurs Poundsterling yang terdepresiasi lebih dalam