Nada pesimistis tentang pertumbuhan perdagangan dunia kembali muncul, baru-baru ini WTO lembaga organisasi perdagangan dunia merilis info bahwa Pertumbuhan perdagangan global berada di jalur turunan yang cukup terjal yang akan terjadi pada kuartal pertama 2019, dilansir dari Bloomberg
Pada periode sebelumnya WTO pada bulan September 2018 memperkirakan pertumbuhan perdagangan barang secara global akan melambat menjadi 3,7 persen di tahun ini, turun dari 3,9 persen pada 2018.
baca juga: Sinyal resesi ekonomi di Uni Eropa mulai meningkat
WTO menjelaskan lebih lanjut "Perkiraan atau proyeksi ini dapat direvisi lebih turun prosentase nya jika kondisi perdagangan dinilai terus memburuk," info dari WTO dalam laporan Indikator Outlook Perdagangan Global terbaru yang dirilis pada hari Selasa. "Penurunan simultan beberapa indikator terkait perdagangan memaksa para pembuat kebijakan di negara-negara mesti waspada terhadap perlambatan yang lebih tajam jika ketegangan perdagangan saat ini tetap tidak terselesaikan."
baca juga: Perlambatan ekonomi di Amerika Serikat mulai nampak
Laporan WTO periode triwulanan mencatat "penurunan tajam" sebagian besar indeks pesanan terkait ekspor angkutan udara, produksi mobil, komponen elektronik, dan bahan baku pertanian. WTO mengatakan proyeksi pertumbuhan perdagangannya adalah yang terendah sejak Maret 2010
Laporan WTO tersebut juga kebetulan bersamaan dengan berita bahwa pihak AS dan pejabat China sedang mengadakan pembicaraan di Washington, D.C. pada minggu ini, yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik perdagangan mereka. Presiden Donald Trump telah mengeluarkan ancaman untuk menaikkan tarif hingga 25 persen pada barang-barang Cina senilai $ 200 miliar jika para negosiator tidak dapat membuat perjanjian berakhir baik pada 1 Maret.
WTO sebelumnya telah memperingatkan bahwa serangkaian konflik perdagangan akan mempengaruhi kepercayaan bisnis dan keputusan investasi. Tahun lalu, WTO memangkas prospek perdagangan global hingga 2019 dan memperingatkan bahwa ketegangan antara mitra dagang utama mengancam pertumbuhan ekonomi secara global