Semua mata investor fokus pada arah kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini, yang mulai diragukan, para investor juga fokus pada Shutdown pemerintah di AS, seperti yang dilaporkan sebelumnya, pemerintah AS saat ini berada di tengah kondisi Shutdown terpanjang yang pernah terjadi, kondisi penghentian kegiatan pemerintah ini menjadi fokus para politisi AS dan media
Sementara itu, seperti yang dilaporkan sebelumnya, para pejabat The Fed termasuk gubernur bank sentral Jerome Powell memberi pesan secara jelas bahwa ekonomi sedang berjalan cukup baik, tetapi kondisinya sedang sedikit mengalami perlambatan, dan ketidakpastian di pertumbuhan ekonomi luar negeri juga mengharuskan mereka untuk bersabar (mungkin menunda) dengan rencana kenaikan suku bunga tahun ini. The Fed juga mengatakan, Mereka akan terus mengurangi neraca, hal ini membuat pelaku pasar forex nampaknya melihat bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga sampai musim panas tahun ini
baca juga: Blockchain itu Apa? Bagaimana Cara Kerja Blockchain? Ini Penjelasannya...
Para investor saat ini fokus pada komentar nada pesimistis Jerome Powell tentang penyusutan neraca, alasan utama adalah bahwa perekonomian melambat, terutama di industri AS dan pasar global, Semua ini diperkuat oleh data terbaru Pada hari Jumat, bahwa indeks harga konsumer turun untuk pertama kalinya sejak Maret, yang menyebabkan pertumbuhan CPI tahunan turun di bawah 2% untuk pertama kalinya sejak Agustus 2017. Kondisi ini secara tidak langsung memberikan peluang penurunan tajam harga minyak dan gas pada akhir tahun
Lalu bagaimana dengan penjualan ritel, seperti yang dilaporkan sebelumnya, aktivitas manufaktur dan layanan AS melambat secara signifikan. Sementara laporan penjualan ritel minggu depan mungkin dapat angin segar dari naiknya penjualan di masa liburan akhir tahun yang biasanya cukup kuat, outlook negatif untuk ekonomi AS secara keseluruhan tersebut, bisa disimpulkan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk membeli US dollar atau mengambil posisi Long USD,
Awal Januari ini, sebagian besar pedagang valas menghindari memegang dolar AS dalam jumlah besar, opsi lain yang cukup baik adalah mulai memasuki mata uang pasar negara berkembang, atau posisi Long JPY terhadap USD, tentunya kurs JPY juga dikenal sebagai mata uang safe haven secara global
baca juga: Bank Sentral Eropa akan Mengurangi Program Pembelian Surat Hutang
Sementara itu, dari London, Pound Sterling di sisi lain adalah salah satu pemain terbaik, tetapi untuk jangka pendek. terdampak oleh berita bahwa Inggris berencana menunda voting Brexit dari Uni Eropa pada 29 Maret, Namun, jangan sampai salah tafsir berkaitan dengan menguatnya mata uang GBP, karena ada peluang kuat bahwa Perdana Menteri May akan kehilangan suara pada voting Brexit minggu depan, hal ini menjadi penentu arah pergerakan kurs GBP/USD berikutnya
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Referendum Brexit sedang dalam sorotan dunia, Sulit untuk mengatakan Brexit akan "ya" keluar dari Uni Eropa, tetapi hasil pemungutan suara jika yang menang adalah vote 'tidak' , sudah dipastikan akan memicu penurunan langsung 1% menjadi 2% pada posisi GBP / USD dengan masa pemulihan tergantung pada seberapa cepat rencana B di respon market.
Jika ditarik kesimpulan, apakah benar ini waktu yang tepat untuk meninggalkan USD ??? Cerita tersebut diatas sedikit menggambarkan harus bagaimana kita menentukan posisi