Pemerintah melalui Bank Indonesia terus berupaya menjaga inflasi tetap rendah, yaitu pada target 3.5 ± 1 %. Untuk menjaga inflasi sesuai dengan target, pemerintah harus menjaga inflasi volatile food pada kisaran 4 – 5%. Strategi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menjaga keterjangkauan harga, ketersedian pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Pemerintah juga akan memperkuat peta jalan pengendalian inflasi nasional 2019-2021 serta memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Tim pengendali inflasi akan terus mengupayakan agar inflasi bahan pangan bergejolak alias volatile food berada pada level terkendali
Lalu apa itu yang dinamakan inflasi Volatile Food, menurut BI yang dinamakan inflasi volatile food adalah Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.Update dari pergerakan kurs Rupiah hari ini, Penguatan kurs Rupiah terhadap US dollar nampaknya akan berlanjut, saat ini kurs US Dollar terhadap Rupiah diperdagangkan di level 14040/14060, bagaimana dengan kondisi pasar obligasi, Harga SUN benchmark ditutup menguat 25 – 30 bps jelang pengumuman FOMC pada dini hari tadi.
baca juga: Cadangan devisa Indonesia meningkat, ini 3 faktor penyebabnya...
Memang pelaku pasar obligasi telah memperkirakan bahwa The Fed tidak akan melakukan perubahan suku bunga acuan namun masih menunggu pidato dari Jerome Powell mengenai kebijakan moneter sepanjang 2019. Adanya perlambatan ekonomi, perang dagang, dan ketidakpastian kesepakatan anggaran di Amerika Serikat menyebabkan investor yakin bahwa The Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga tahun ini.