Tahun depan, frekuensi penerbitan SBN ritel akan ditambah, Hal ini untuk kepentingan stabilitas dan ketahanan kurs Rupiah di pasar forex serta kestabilan pasar uang Indonesia, Untuk mewujudkan hal tersebut, sedang disiapkan langkah strategis oleh Pemerintah, salah satunya yaitu langkah Pemerintah yang semakin gencar menerbitkan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel tahun depan dengan target emisi 10 seri senilai lebih dari Rp60 triliun guna menjaga kestabilan pasar keuangan dalam negeri menghadapi turbulensi dan fluktuasi ekonomi global yang masih terus berlanjut
Dilansir dari Bisnis com, jika semakin tinggi frekuensi penerbitan instrumen SBN ritel, porsi kepemilikan investor asing pada SBN akan menurun tentunya, sehingga kerentanan pasar obligasi dalam negeri terhadap sentimen negatif dari ekonomi global dapat ditekan.
Sesuai data yang disajikan Bisnis dot com, Per 7 Desember, porsi kepemilikan asing di pasar SBN mencapai 37,84% atau mencapai Rp898,54 triliun. Porsi tersebut turun dibandingkan dengan akhir tahun lalu 39,86%. Dan seperti biasanya, jika terjadi gejolak ekonomi tentunya investor asing lebih memilih masuk ke pasar keuangan negara maju (safe haven), mereka meninggalkan emerging market seperti Indonesia karena dirasa lebih beresiko
Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menjelaskan detail dari 10 instrumen tersebut, yaitu lima instrumen surat utang negara (SUN), yang terdiri atas satu kali penerbitan obligasi ritel Indonesia (ORI) dan empat kali penerbitan saving bond retail (SBR). Pemerintah juga akan menerbitkan lima instrumen sukuk negara, yakni satu instrumen sukuk ritel (SR) dan empat instrumen sukuk tabungan (ST).
sumber: Bisnis com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar