Trade war yang sudah diberlakukan antara AS dan China, membuat beberapa aktivitas dagang diantara kedua negara menjadi rumit dalam menentukan langkah mereka berikutnya, isu saat ini sedang berkembang di dunia energi, di mana beberapa perusahaan penyuling minyak Asia berlomba untuk mengamankan pasokan minyak mentah sebagai antisipasi perang dagang yang meningkat antara AS dan China.
China telah menerapkan bea masuk 25% pada impor minyak mentah AS yang terdaftar sebagai produk Amerika Serikat, hal ini dinilai sebuah langkah yang akan membuat pembelian minyak AS di masa depan menjadi tidak ekonomis bagi para importir China, pemotongan besar-besaran impor langsung minyak mentah AS adalah sarana "pembalasan (terhadap) Amerika Serikat", dikutip dari Japan Times, untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi, seorang eksekutif dari China Dongming Petrochemical Group, perusahaan besar pengilangan yang bersifat independen dari Provinsi Shandong, mengatakan mereka telah membatalkan pesanan minyak mentah Amerika Serikat, "Kami berasumsi pemerintah China memberlakukan tarif atas minyak mentah dari Amerika Serikat," kata eksekutif yang tidak mau disebutkan namanya itu. "Kami akan beralih ke pasokan minyak mentah dari Timur Tengah atau Afrika Barat," katanya. Cina bahkan dapat mengganti minyak mentah asal Amerika dengan minyak mentah dari Iran. "Mereka (importir Tiongkok) tidak akan diintimidasi, atau terpengaruh oleh sanksi Amerika Serikat, India atau Turki telah mengisyaratkan mereka akan menentang Trump dan tetap mengimpor minyak Iran, jika ini terjadi dan berlangsung lama, sudah pasti akan memukul telak kebijakan Trump, Amerika Serikat akan terancam defisit secara massive pada neraca perdagangan mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar