Penguatan Rupiah terhadap US dollar dalam jangka pendek dan sebisa mungkin jangka panjang terus menerus diupayakan oleh pemerintah, Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan para menteri untuk tidak berhenti mengeksplorasi semua opsi dan peluang untuk meningkatkan pendapatan devisa dan mencegah defisit akun berjalan saat ini. Jokowi, ingin melihat implementasi awal dari aturan yang akan memperluas penggunaan biodiesel dan langkah-langkah baru untuk meningkatkan ekspor, presiden mengatakan kepada rekan kabinetnya pada hari Selasa pada pertemuan khusus yang diadakan untuk membahas cara-cara dan peluang sekecil apapun untuk meningkatkan cadangan devisa. .
"Situasi negara ini membutuhkan US dolar," kata Jokowi kepada para menteri pada awal pertemuan yang diadakan di Bogor, dekat Jakarta. "Karena itu, saya meminta setiap kementerian dan lembaga untuk serius menangani ini."
Pemerintahan Jokowi sedang berjuang melawan aksi jual besar-besaran pada pasar emerging markets dan defisit neraca berjalan yang terus membengkak ke level tertinggi dalam empat tahun. hal ini mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin sejak pertengahan Mei dan menguras sekitar $ 12 miliar dari cadangan devisa untuk intervensi pasar dalam hal penguatan Rupiah terhadap US dollar
Pemerintah telah mencari berbagai cara untuk meningkatkan arus masuk US dollar, termasuk melalui sektor pariwisata dan dengan mendorong eksportir untuk merubah aset valas dan incoming valas mereka menjadi rupiah.
Indonesia dapat menghemat sebanyak $ 5,5 miliar setiap tahun dengan memperluas penggunaan biodiesel nasionalnya, daripada menggunakan bahan bakar impor, menurut perkiraan resmi. Pemerintah sebelumnya telah meminta industri transportasi untuk menggunakan bahan bakar dicampur dengan 20 persen biofuel berbasis sawit, atau B20, dan berencana memperluas aksi ini untuk kereta api, militer dan kendaraan pertambangan tahun ini.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi juga mendesak para menteri untuk menghilangkan hambatan dalam perdagangan dan arus impor harus dibatasi sedapat mungkin untuk menghemat konsumsi US dollar.
Dalam perdagangan saham dan pasar obligasi, Investor asing melakukan aksi jual sebesar $ 3,7 miliar dari pasar obligasi dan saham tahun ini, karena rupiah terus melemah hampir 6 persen terhadap US dollar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Defisit neraca transaksi berjalan terlihat melebar menjadi sekitar $ 25 miliar tahun ini, atau sekitar 3 persen dari produk domestik bruto, sesuai penjelasan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar