Sedikit demi sedikit posisi utang luar negeri negara kita meningkat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tumbuh 6,3% (yoy) menjadi USD323 miliar. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun 2016, pertumbuhan ULN di bulan Agustus 2016 tergolong cukup tinggi. Berdasarkan tenor, pertumbuhan ULN jangka pendek masih tumbuh negatif sebesar 4,81%. Di sisi lain ULN jangka panjang masih tumbuh sebesar 8,1%, namun melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,3%. ULN jangka panjang juga mendominasi dengan nilai USD282,5 miliar atau berkontribusi sebesar 87,5% dari total ULN. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor swasta mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,9% (yoy) sementara ULN sektor publik mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya (19,2% vs 18,7%). Pada Agustus kontribusi sektor swasta dalam ULN sebesar 50,6% sedangkan sektor publik sedikit lebih rendah atau sebesar 49,4%.
Berdasarkan sektor ekonomi, sektor dengan ULN terbesar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai USD164,95 miliar USD atau 51,1% dari total ULN. Sektor lain yang juga menyumbang ULN cukup besar adalah sektor manufaktur (10,7%), listrik gas dan air bersih (7,4%) dan pertambangan dan penggalian (7,2%). Dari sisi pertumbuhan, selain memiliki kontribusi terbesar, ULN di sektor keuangan, perusahaan dan jasa perusahaan juga tumbuh sangat tinggi pada Agustus 2016, atau mencapai 15,06% (yoy). Pertumbuhan pada bulan tersebut adalah pertumbuhan tertinggi ULN sektor keuangan sepanjang periode Agustus 2015 - Agustus 2016. Sektor lain yang juga mengalami pertumbuhan ULN cukup tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, tumbuh 9,29% (yoy). Meskipun tumbuh relatif tinggi, namun sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan sejak Januari 2016. Untuk ULN sektor pertambangan dan penggalian, mengalami kontraksi sebesar 13,97% (yoy) pada Agustus 2016. Apabila ditarik lebih jauh ke bulan-bulan sebelumnya, ULN sektor pertambangan memang terus mengalami tren pertumbuhan negatif. Hal ini tidak mengherankan karena pertambangan masih dalam rezim harga rendah sejakcommodity boom berakhir.
Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Agustus 2016 masih cukup sehat. Namun tentu saja pengawasan harus tetap dilakukan terutama ULN sektor swasta. Isu kenaikan suku bunga the Fed juga menjadi alasan untuk pemantauan ULN sektor swasta agar tetap dalam koridor aman dan tidak menimbulkan gangguan stabilitas makroekonomi. Saat ini tingkat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sebesar 66% atau naik dari posisi September 2016 yang hanya mencatat angka 55%.Apabila pada Desember 2016 terjadi kenaikan suku bunga The Fed maka resiko kenaikan ULN jangka pendek akan meningkat dan rentan untuk menimbulkan gejolak di pasar
Source : bank mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar