Optimisme ekonomi Indonesia mulai tampak, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 mencapai 5,18 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,91 persen (yoy) dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal kedua 2015 yang hanya 4,92 persen. Angka ini adalah angka tertinggi dalam dua tahun terakhir. Secara semesteran, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai sebesar 5,04 persen (yoy) didorong dengan tumbuhnya hampir di semua sektor usaha.
Peningkatan kinerja ekonomi pada triwulan II 2016 terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga tumbuh karena didorong oleh peningkatan konsumsi menjelang perayaan Idul Fitri, daya beli masyarakat seiring dengan terkendalinya inflasi. Sementara itu, peningkatan konsumsi pemerintah sejalan dengan akselerasi belanja yang terus berlanjut hingga triwulan II 2016.
Lalu bagaimana iklim investasi di Indonesia, meskipun investasi secara keseluruhan masih terbatas, investasi non-bangunan sudah mulai tumbuh meningkat sebagai akibat dari peningkatan permintaan domestik. Sementara itu, investasi pemerintah terkait proyek infrastruktur masih tetap kuat. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, meskipun masih terkontraksi, antara lain didukung oleh ekspor beberapa komoditas yang mulai membaik. Kepala BPS Suryamin menjelaskan, pada kuartal kedua tahun ini, harga komoditas di pasar internasional mengalami peningkatan. Harga minyak mentah pada kuartal kedua tercatat USD42,13 per barel, naik dari kuartal sebelumnya yang USD30,2 per barel.
Data Inflasi Indonesia tercatat terkendali, yaitu 0,44 persen dibanding kuartal sebelumnya. Sepanjang tahun 2016, BI rate tercatat sudah diturunkan sebesar 100 basis points (bps). Realisasi belanja pemerintah kuartal kedua tercatat IDR474,28 triliun, naik dibanding kuartal yang sama 2015 sebesar IDR384,74 triliun.
Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2016 akan tetap kuat, didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang tetap terjaga. Peran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat, didorong oleh masih terjaganya stimulus fiskal, khususnya implementasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah.Percepatan implementasi Paket Kebijakan Pemerintah untuk mendorong daya saing dan memperbaiki iklim investasi diharapkan dapat mendorong kinerja investasi. Di sisi lain, pelonggaran kebijakan moneter dan makropudensial yang telah ditempuh secara konsisten diharapkan dapat turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi
Source : bank mandiri, bisnis Indonesia, Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar