Dari pasar FX global, GBP masih menjadi mata uang terlemah minggu karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap Brexit. Gubernur BOE, Mark Carney mengatakan bahwa bank sentral memperlakukan referendum Brexit sebagaimana event politik lainnya dan menyatakan kesiapan bank sentral untuk menambah stimulus ekonomi jika diperlukan.
Dari pasar Forex Europe, EUR kemarin juga tertekan setelah rilis data Ifo Business Climate Jerman yang turun menjadi 105,7 di bulan Februari, lebih rendah dari ekspektasi 106,8 dan merupakan level terendah sejak Desember 2014.
Dari pasar Forex Tokyo, JPY menguat setelah pernyataan Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda bahwa untuk menaikkan inflasi tidak cukup dengan monetery base saja. Hal ini dinilai pelaku pasar sebagai bentuk pesimisme Kuroda dalam mencapai target inflasi. Di akhir sesi, rilis data Consumer Confidence AS bulan Februari yang lebih rendah dari ekspektasi (92,0 vs 97,2) tidak terlalu menggerakkan pasar.
Rilis data penting untuk hari ini (survey vs prior) :
- AU Construction Work Done q/q (-2,1% vs -3,6%)
- UK Mortgage Approvals (45,2k vs 44,0k)
- US New Home Sales (522k vs 544k)
- US Crude Oil Inventories (2,0M vs 2,1M)
Dari pasar domestik, USD/IDR melemah tipis di tengah minimnya data ekonomi lokal. Harga minyak dunia yang stabil di atas $32 per barrel masih menopang IDR. Sentimen positif pelaku pasar muncul dari adanya rencana beberapa negara anggota OPEC dan Rusia untuk menahan level produksinya. USD/IDR diperdagangkan pada range 13.380-13.430 dan ditutup di 13.425.
IHSG melemah 54,56 poin atau 1,16% ke posisi 4.654,05. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 12,17 poin (1,48%) menjadi 810,39. Pelemahan IHSG dimotori oleh saham sektor perbankan terkait rencana OJK membatasi Net Interest Margin (NIM) hingga 4%.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 49,31 poin (0,25%) menjadi 19.414,78, indeks Nikkei melemah 59,00 poin (0,37%) ke level 16.052,05, dan Straits Times menguat 11,42 poin (0,43%) ke posisi 2.672,07.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar