Info Kurs Valas hari ini US Dollar Rupiah dibuka pada level 13520-13570, diperkirakan hari ini US Dollar Rupiah akan diperdagangkan dalam kisaran 13475-13575, dengan kecenderungan rupiah menguat USD
Dari perdagangan forex Selasa kemarin, JPY menguat ke level tertingginya terhadap USD sejak November 2014 seiring aksi jual yang terjadi di pasar saham global, harga minyak yang masih belum beranjak dari range $30 serta kecemasan investor terhadap sektor perbankan Eropa.
Ketiga sentimen negatif tersebut memicu risk aversion di pasar sehingga permintaan JPY sebagai aset safe haven bergerak naik secara signifikan. Pelaku pasar cenderung mengabaikan kebijakan BOJ pekan lalu yang menetapkan suku bunga negatif bagi industri finansial yang melakukan placement di bank sentral. GBP/USD berada pada tren bearish terkait kekuatiran atas sektor keuangan dan perbankan Eropa.
Saham sektor perbankan Eropa sendiri telah anjlok hingga 22% sepanjang tahun, terkait faktor fundamental internal maupun eksternal seperti perlambatan ekonomi China serta kejatuhan harga komoditas. Sementara AUD dan EUR menguat terhadap USD, memanfaatkan momentum tekanan yang sedang dihadapi USD terkait ketidakpastian kenaikan suku bunga.
Data rilis untuk hari ini (consensus/prior):
• UK Industrial Prod.mom (-0,2% / -0,7%)
• UK Industrial Prod. yoy (1% / 0,9%)
• UK Mfg. Production mom (0,1% / -0,4%)
• UK Mfg. Production yoy (-1,4% / -1,2%)
• US Fed Chairman Yellen’s Testimony
• US Budget Statement ($10.3B / -14.4B)
Dari pasar saham, IHSG pada hari Selasa kemarin ditutup turun sebesar 30,32 poin atau -0,63% menjadi 4.768,62. Sementara saham LQ45 juga turun 5,70 poin (-0,67%) menjadi 838,23. IHSG BEI bergerak melemah namun masih dinilai wajar setelah mengalami penguatan cukup tinggi pada pekan lalu. Aliran dana asing yang masih masuk ke pasar saham menahan tekanan IHSG BEI lebih dalam. Dalam data BEI tercatat, pemodal asing membukukan foreign net buy sebesar IDR 337,386 miliar kemarin.
Aksi beli investor asing seiring dengan prospek ekonomi nasional yang positif menyusul sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di dalam negeri terus berjalan yang dimulai sejak pertengahan tahun lalu.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 918,86 poin (-5,40%) ke level 16.085,44, indeks Sensex Bombay turun 247,65 poin (-1,04%) menjadi 24.037,05, dan All Ordinaries Australia melemah 139,50 poin (-2,78%) ke posisi 4.882,60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar